Jumat, 02 Maret 2012

Jangan Panggil Aku SULE!!

Jangan Panggil Aku SULE!! - Kok SULE? Yang main OVJ itu? Bukan! Ini merupakan sebuah cerpen yang menurut saya selaku admin BLOGNYA SI IMIN sangat menyentuh. Berawal dari catatan facebook teman , saya tertarik untuk mempostingnya di BLOGNYA SI IMIN. Karena akhir-akhir ini juga BLOGNYA SI IMIN jarang posting mengenai Cerpen. Jadi apa salahnya jika saya mempostingnya di BLOG ini.

Jangan Panggil Aku SULE!!. Dari judulnya saja sudah menarik. Mungkin dari par pembaca cerpen in banyak yang menyangka bahwa "SULE" disini merupakan pemeran wayang dalam lakon OVJ. Tapi Anda salah besar. SULE disini merupakan kependekan dari sholehah kaleee. Mau tahu isi cerpennya seperti apa? Simak di bawah ini:

Bismillaahirrohmaanirrohim.


Assalaamu’alaykum warohmatulllooh wabarokaatuhu.

“Pagi yang indah”, batinku sembari berkata pagi ini. Aku keluarkan sepeda yang setia menemaniku ke kampus bersama dua sahabatku Alya dan Amira. Yup, orang-orang biasa menyapaku Syira. Bernama lengkap ‘Syira Az Zaahirah’ yang ingin sekali menjadi bintang berkilau dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala seperti namaku. Kebanyakan mereka memanggilku ''Sule" (sholehah kaleee), sedikit gerah karena aku tidaklah tahu apakah diriku dihadapan Allah subhanahu wa ta'ala sudah seperti apa yang mereka katakan.

Setiba di kampus, aku menjajaki kehidupan seperti layaknya mahasiswa pada umumnya namun kami bertiga berbeda. Kami besar dan tinggal disebuah panti asuhan kecil yang hanya mengandalkan otak kami untuk seonggok beasiswa agar kami bertahan kuliah di fakultas kedokteran universitas yang kalau boleh dibilang top. Kalau dibilang minder ya minder bagaimana tidak kebanyakan dari mereka yang kuliah dijurusan ini diantar jemput dengan mobil semua sedang kami sepeda butut tak layak pakai. Hmmm, tapi kami wanita tangguh tidak goyah dengan semua itu toh masih ada hari esok yang lebih menantang.

Sore menjelang petang, kami segera bergegas meninggalkan kampus untuk segera menyambar ilmu di masjid panti bersama teman panti lainnya. Kami pikir bahwa kami muslimah berilmu dengan sering mengikuti kajian-kajian islam, pengajian kampus, rohis kampus serta ldk (lembaga dakwah kampus). Namun, itu semua belum menjamin kesholihan kami dan tingginya ilmu kami.

Ditambah lagi lisan ini yang terkadang sering menyakiti hati orang lain bahkan bergurau berlebihan. “Astaghfirullah, betapa surga sesungguhnya mudah, namun kita sendiri yang mempersulit.” batinku

Tak hanya itu terkadang kami belum mampu sepenuhnya menjaga hijab ini, apalagi ketika ada kajian yang tak jarang membuat kami ikhtilat dengan lawan jenis. Bahkan sering aku melihat banyak dari mereka berfoto bareng dengan lawan jenis bahkan memasang atau mengupload foto-foto di album facebook, twitter, blog dan masih banyak lagi dimana mata lelaki ajnaby sering melihatnya. “Aku cantik dihadapan mereka. Tapi, apakah mungkin aku cantik dihadapan Rabbku?”

“Aku berfikir bahwa kutelah menjaga hijabku namun ternyata aku belum mampu menjaga hatiku untuk lawan jenis. Aku umbar hatiku kepadanya, aku penuhi pikiranku tentang angan tentangnya dan kukotori cinta yang merupakan anugerah terindah dari SANG MAHA INDAH.”

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.” (QS. Al-Israa : 32)

Sedang zina tidak hanya zina alat kelamin. Ketika hati ini mudah diprovokasi oleh pujian serta rayuan gombal. Ketika hati ini luluh oleh kebaikan dan kenyamanan lelaki bukan mahramsehingga tumbuh benih-benih cinta dan berakhir tambakan maut, “bersediakah anti menjadi pacarku?” gubrakkk ana kira istri but pacar belum halal. Betapa bodoh hati yang mudah diombang-ambingkan oleh nikmat dunia yang belum halal bagi mereka. Tidak takutkah bahwa kelak hari semua akan dipertanggungjawabkan? Tidak takutkah ketika mulut dikunci rapat sedang semua anggota tubuh berbicara membuat kesaksian mereka selama kita hidup di dunia? Tidak takutkah ketika hari berbangkit dimana pada saat itu dipertontonkan segala apa yang telah kita perbuat?

“Ya Rabb ketika aku tidak mengetahui apakah aku telah sholehah dihadapan-Mu, selama itu bimbinglah kami untuk selalu istiqomah untuk menerima yang haq dan menjauhi yang bathil.”

What? Istiqomah? Istiqomah mengamalkan ilmu agama begitu? “Tapi, ternyata aku masih sering berduaan dengan lawan jenis. Saking asyiknya dengan maksiat, aku tak sadar betapa aku sedang menimba dosa. Aku pikir aku telah menjaga lisanku, tapi ternyata aku masih asyik menggosipi yang lain dan tanpa sadar sering menyakiti hati mereka.”

“Apabila berkumpul tiga orang janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan meninggalkan orang yang ketiga.” (HR. Al Bukhari)

Aku pikir aku telah mensyukuri nikmatNya tapi ternyata aku sering lalai untuk bersyukur bahkan sering mengubah apa yang telah Allah ciptakan. Aku sering sombong dan menilai tinggi terhadap diriku sendiri. Namun, ternyata aku telah tertipu oleh diriku sendiri. Aku pikir aku termasuk muslimah yang qona’ah namun ternyata aku sering tak bersyukur dengan sedikit pendapatanku atau betapa kurang cantik diriku dari si dia.

Aku bahkan sering berjuang di medan dakwah. Namun, ternyata aku muslimah yang tidak ada bedanya dengan mereka yang suka mencela serta menghina orang-orang yang berjuang di medan dakwah.

Sesering apapun mereka memberiku gelar si sholihah namun Allah-lah yang berhak memberinya. “So, jangan panggil aku SULE (Sholihah Kaleee) jika kau hanya melihat tanpa mengetahui hati serta niatku. Dan yang berhak menyandang predikat sholihah adalah mereka yang memang berhak menyandangnya dari Allah”. Karena, siapa pun itu tidaklah berhak memberikan penilaian terhadapku.





Itulah cerpen berjudul "Jangan Panggil Aku SULE!!" yang ditulis oleh Aluna Gita Novrientina, Teman Kampus saya di BSI  (bukan BLOGNYA SI IMIN loh, tapi Bina Sarana Informatika)


Semoga Bermanfaat bagi pembaca sekalian ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar