Fenomena Piramida Garut - Akhir-akhir ini kita sering menjumpai berita tentang Fenomena Piramida Garut. Apa itu benar? Atau hanya isu-isu belaka? Piramida merupakan struktur bangunan limas dengan beberapa sisi, banyak terdapat di Mesir dan di Semenanjung Yucatan, bagian utara Meksiko yang menjadi pusat peradaban bangsa Maya. Fungsi piramida itu sendiri antara lain sebagai tempat pemujaan, makam penguasa dan lumbung pangan. Selain di kedua lokasi tersebut, piramida juga dikabarkan terdapat di Cina (Provinsi Xaanshi), bahkan di Segitiga Bermuda.
Keberadaan Piramida di Garut, terungkap ketika Tim Katastropik Purba menemukan fakta, bahwa bangunan berbentuk limas yang terpendam sampai kedalaman lima meter di Gunung Sadahurip, merupakan sebuah piramida yang umurnya lebih tua dari piramida Giza di Mesir. Piramida Giza yang tepatnya berlokasi di Nekropolis merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia, diduga pembangunannya berlangsung selama 20 tahun dan dapat dirampungkan tahun 2560 sebelum masehi (SM). Menurut hasil penelitian secara intensif dan uji karbon, dapat dipastikan piramida Garut lebih tua dibanding piramida Giza.
Uji karbon sendiri sebenarnya mulai diterapkan sekitar tahun 1940-an, terutama ketika waktu paruh radiokarbon dapat diketahui, yaitu 5.568 tahun. Oleh sebab itu semua benda yang mengandung unsur radiokarbon dapat dilacak umurnya. Namun benda yang lebih tua dari 70.000 tahun, tidak dapat dilacak, karena unsur radiokarbonnya sudah habis meluruh.
Pernyataan mengenai kepastian adanya Piramida di Garut disampaikan oleh Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Menurutnya, dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji carbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza.
Sebelumnya, Tim Bencana Katastropik Purba yang beranggotakan ahli-ahli kebumian dari lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana akan mengusulkan kepada Presiden, supaya obyek riset yang meliputi Gunung Kaledong, Gunung Putri (Gunung Sadahurip, lokasi di mana piramida ditemukan), dan Gunung Haruman (semuanya di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat), dijadikan cagar budaya. Hal itu setelah melalui metoda ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik.
Menurut Koordinator Tim Bencana Katastropik Purba, Erick Ridzky, bahwa penelusuran yang dilakukan berdasarkan kajian morfologi dan geologi detil, dengan memanfaatkan peta-peta GIS Digital Elevation Map (DEM) dan citra satelit beresolusi tinggi. Langkah-langkah pengembangan metoda tomografi dan pencitraan struktur bawah permukaan dengan mempergunakan peralatan geofisika terkini. Termasuk metoda geolistrik, georadar, elekromagnetik, dan magneto-graviometer, telah memetakan struktur anomali dari obyek penelitian ketiga gunung tersebut. Pemeriksaan materi dan analisis radiometric dating atau penentuan umur batuan(lapisan) juga telah dilakukan.
Temuan Piramida di Garut mengungkapkan adanya peradaban tingkat tinggi di tanah Pasundan itu pada sekitar 4600 tahun yang lalu. Angka tersebut diperoleh dari fakta penelitian, bahwa piramida di Garut lebih tua dibanding piramida Giza di mesir yang selesai pembangunannya tahun 2560 SM. Sebagaimana diketahui, untuk membangun sebuah piramida diperlukan teknologi konstruksi, teknologi bahan (material), serta kemampuan manusia baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk menyelesaikan sebuah piramida diduga memerlukan waktu 20 tahun, dengan melibatkan sekitar sepuluh ribu orang.
Sebagaimana lokasi piramida di Mesir atau Meksiko, biasanya diwarnai dengan berbagai mitos dan legenda. Begitu pula lokasi pramida Gunung Sadahurip, oleh warga setempat dianggap keramat, meskipun di sekitar lokasi banyak dijadikan lahan budidaya tanaman palawija dan sayuran. Para peneliti dari dalam dan luar negeri, serta masyarakat atau wisatawan makin banyak yang mengunjungi lokasi tersebut.
Letak Gunung Sadahurip di sebelah timur Kampung Cicapar, Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan, sedangkan sebelah barat Kampung Sindanggalih, Desa Sindanggalih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut. Keberadaan piramida yang masih terpendam tersebut diyakini akan mendongkrak sektor pariwisata Kabupaten Garut khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Apalagi setelah dilakukan penggalian material dan rekonstruksi bangunan, maka para wisatawan manca negara pun akan membanjiri lokasi ini. Dengan sendirinya berbagai infrastruktur penunjang seperti bandara, jalan, hotel dan restoran harus disiapkan.
Keberadaan piramida di Garut menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia termasuk cikal bakal peradaban dunia. Adanya patahan gempa bumi dan erupsi gunung berapi dalam periode tertentu, antara lain berdampak pada kerusakan dan tertimbunnya pusat peradaban dunia tersebut di perut bumi. Nah, inilah salah satu hal yang dilakukan Tim Bencana Katastropik Purba, menelusuri kejayaan budaya masa lampau.
Semoga Bermanfaat ^^
sumber: kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar